Jakarta, Aktualiti.com – Pemerintah hingga kini belum menetapkan apakah akan menaikkan harga BBM atau tidak. Sri Mulyani harus memutar otak agar polemik BBM ini dapat terselesaikan dengan baik.
“Kita tidak mencabut subsidi, uang Rp 502 triliun ini akan habis kan. Pertanyaannya adalah mau tambah anggaran atau enggak? Kalau tambah, darimana anggarannya? Suruh ngutang?,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Kamis (25/08/2022).
Presiden Jokowi memerintahkan Sri Mulyani agar berhati-hati betul mengenai kebijakan BBM bersubsidi ini. Jika dihitung ulang, pemerintah membutuhkan dana Rp 198 triliun agar BBM tidak naik.
Sri Mulyani menyayangkan besarnya subsidi yang dianggarkan justru tidak tepat sasaran. Lebih dari 80 persen subsidi pertalite selama ini dinikmati oleh 30 persen penduduk terkaya di Indonesia. Begitu pula dengan solar.
“Kurang dari 1 juta kilo liter solar yang mengalir ke orang miskin dari total 15 juta kilo liter yang disubsidi pemerintah,” kata Sri Mulyani.
Wanita yang akrab disapa Ani ini berujar jika penyaluran subsidi BBM tak tepat sasaran karena menggunakan skema subsidi barang. Hal ini menurutnya membuat skema subsidi jadi tidak tepat sasaran.
“Kalaupun ada orang miskin, porsinya kecil. Ini yang perlu kita pikirkan, kalau menambah subsidi ratusan triliun, kira-kira kita menambah subsidi yang sudah mampu ,” katanya.
Polemik kenaikan harga BBM memang sedang gencar dibicarakan. Sejumlah pejabat bahkan melontarkan sinyal pemerintah akan menaikkan harga BBM.
Baca juga : Dinilai Tak Tepat Sasaran, Skema Subsidi Elpiji 3 Kg dan BBM Akan Diubah
Mengutip dari Katadata, Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah juga menyarankan agar harga BBM dinaikkan. Menurutnya besarnya anggaran subsidi sampai kini belum bisa tepat sasaran.
“Apakah surplus ratusan triliun APBN saat ini juga akan ditambal ke subsidi lagi? padahal subsidi BBM dan LPG 3 kg tidak tepat sasaran. Apakah itu akan diteruskan?ini kepentingan siapa sebetulnya yang mempertahankan subsidi bentuk begini,” kata Said ditemui di Kompelsk Parlemen, Kamis (16/08/2022).
Reporter : Ahmad Widyarma
Editor : M Nur Habib